Fotografi adalah salah satu bentuk seni yang menampilkan sebuah hasil foto yang diambil menggunakan sebuah alat atau saat ini lebih dikenal dengan kamera. Perkembangan teknologi kamera yang lebih maju membuat fotografi juga jauh lebih berkembang jika dibandingkan dengan jaman dahulu.
Tentunya sebelum Anda terjun ke bidang fotografi secara mendalam, penting untuk memahami sejarah fotografi dan sejarah kamera terlebih dahulu.
Fotografi sendiri adalah sebuah perpaduan dari 3 komponen, yaitu ilmu, teknologi dan seni. Perpaduan dari ketiga komponen tersebut nantinya akan menghasilkan sebuah karya yang indah, tentunya dengan skill yang dimiliki oleh seorang fotografer.
Agar Anda lebih memahami tentang dunia fotografi, berikut adalah sejarah dan perkembangannya yang perlu kamu tau.
Sejarah Fotografi
Sejarah fotografi berawal pada abad ke-5 SM (Sebelum Masehi) ketika Mo Ti mengamati suatu gejala pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil atau pinhole. Maka di bagian dalam ruang itu akan terefleksi pemandangan di luar ruang secara terbalik melewati lubang tadi.
Selanjutnya pada tahun 1825 yang merupakan awal dari sejarah dimulainya fotografi, di mana Joseph Nicéphore Niépca telah berhasil mengembagkan experimen heliografi. metode atau proses mencetak foto secara permanen dan berhasil dipublikasikan di dunia untuk pertama kali.
Era 1000 M
Pada era ini, terdapat seorang pelajar berkebangansaan Arab yaitu Al Hazen yang menulis jika sebuah citra dapat dibuat dari lubang kecil yang terlewati oleh cahaya. Pernyataannya tersebut sudah dikemukakan sejak tahun 1000 M.
Era 1400 M
Berlanjut di tahun 1400 M, Leonardo da Vinci pun menulis fenomena yang hampir sama dari fenomena yang dikemukakan Al Hazen.
Tidak hanya mereka saja, Battista Della Porta pun menulis hal yang sama sehingga nama terakhir lah yang saat ini dianggap sebagai penemu prinsip kerja kamera dengan bukunya yang berjudul Camera Obscura.
Sejarah pada Awal Abad 17
Sejarah fotografi berlanjut di awal abad 17, yaitu seorang ilmuwan berkebangsaan Italia bernama Ange Sala menemukan jika serbuk perak nitrat yang akan terkena cahaya akan berubah warna menjadi warna hitam.
Bahkan pada saat itu, komponen kimia tersebut dapat merekam beberapa gambar yang tak bertahan cukup lama. Disini mulai timbul permasalahan yaitu bagaimana menyelesaikan proses kimia tersebut setelah gambar-gambar yang berhasil direkam dapat bertahan secara permanen.
Era Tahun 1727
Seorang profesor farmasi dari sebuah Universitas di Jerman bernama Johan Heinrich Schuize memastikan jika material perak nitrat yang berubah menjadi warna hitam diakibatkan karena cahaya, bukan karena panas.
Era Tahun 1800
Thomas Wedgwood, seorang berkebangasaan Inggirs di tahun 1800 melakukan sebuah eksperimen yang merekam gambar positif dari citra yang sudah melalui lensa di kamera obscura, yang pada saat ini dapat dikatakan sebagai kamera.
Namun hasil dari eksperimen perekaman tersebut sangat mengecewakan. Karena hasil yang cukup mengecewakan tersebut, Thomas Wedgwood lebih fokus untuk membuat gambar-gambar negatif di kulit atau kertas putih yang telah dilapisi dengan komponen perak lalu menggunakan cahaya matahari sebagai media penyinaran.
Di tahun 1824, setelah melakukan beberapa kali percobaan untuk mendapatkan hasil yang sempurna di berbagai negara. Seorang lithograph bernama Joseph Nicéphore Niépca berhasil membuat sebuah gambar permanen pertama kali yang dapat dikatakan sebagai sebuah “Foto”.
Era Tahun 1827
Akhirnya pada Agustus 1827 Niépca bertemu dengan Louis Daguerre, seorang pria berkebangsaan Perancis yang lebih dikenal sebagai pelukis profesional.
Pada pertemuan tersebut, mereka membuat sebuah rencana untuk bekerjasama dalam menghasilkan sebuah karya foto menggunakan sebuah kamera.
Namun ditengah program yang dijalankannya, pada tahun 1833 Niepce meninggal dunia dan akhirnya Daguerre dibantu dengan seorang ilmuwan yang melanjutkan program tersebut.
Hasil dari program kerjanya tersebut adalah berupa beberapa foto permanen yang disebut dengan Daguerreotype. Adapun foto-foto Daguerreotype tersebut belum dapat diperbanyak atau di reprint. Hingga saat ini Daguerreotype ciptaan nya masih tersimpan dan menjadi kamera tertua di dunia.
Era Tahun 1877
Melompat ke tahun 1877, George Eastman, yaitu seorang berkebangsaan Amerika menciptakan sebuah revolusi fotografi dengan menjual sebuah produk yang dinamakan dengan KODAK. Produk tersebut berupa kamera box kecil yang memiliki bobot cukup ringan dan berisi rol film untuk 100 exposure.
Nantinya setelah seluruh film digunakan, kamera dapat dikirimkan ke perusahaan Eastman untuk dapat diproses. Setelah itu, kamera akan dikirimkan kembali dan sudah terdapat roll film yang baru.
Produk revolusioner dari Eastman tersebut memungkinkan semua orang untuk memotret dengan lebih leluasa. Setelah itu fotografi secara bertahap terus mengalami perkembangan dan saat ini sudah menjadi film digital yang berteknologi tinggi tanpa perlu memakai rol film.
Perkembangan Sejarah Fotografi di Indonesia
Banyak yang mengatakan bahwa fotografer pertama di Indonesia adalah Kassian Cephas. Kassian Cephas sendiri lahir di Yogyakarta, 15 Januari 1845. Ia adalah seorang keturunan Belanda yang tinggal dan memiliki studio di Yogyakarta. Studio yang ia miliki pun digunakan sebagai tempat pemotret resmi Keraton Yogyakarta.
Pada tahun 1857, terdapat 2 orang juru foto, yaitu Woodbury dan Page yang membuka sebuah studio foto di Harmonie, Batavia. Dengan semakin banyak orang yang tertarik dengan dunia fotografi, maka studio foto yang terdapat di Batavia juga semakin ramai. Mulai dari sinilah banyak fotografer baik yang amatir maupun profesional mendokumentasikan berbagai aktivitas di kota Batavia.
Karena masuknya fotografi di Indonesia adalah awal mula lahirnya teknologi mengenai fotografi. Maka kamera yang digunakan pun masih berat, sangat jadul, dan menggunakan teknologi yang sangat sederhana. Teknologi fotografi pada masa itu hanya dapat merekam gambar yang statis.
Pada tahun 1942, ketika Jepang mulai masuk ke Indonesia mulailah terdapat kesempatan untuk mempelajari hal-hal baru di dunia fotografi. Karena kepentingan propagandanya, banyak rakyat Indonesia yang dilatih menjadi fotografer untuk bekerja di kantor Jepang.
Mendur dan Umbar bersaudara adalah orang yang mulai membentuk fotografi di Indonesia menjadi lebih berkembang. Foto-foto dari Mendur dan Umbar banyak yang bertemakan khas revolusi, penuh dengan semangat dan optimisme yang membuat fotografi menjadi salah satu strategi untuk membakar semangat rakyat Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.
Perkembangan fotografi di Indonesia menjadi lebih terlihat selepas kekuasaan Orde Baru. Jadi selama kurang lebih 30 tahun rezim Orde Baru para fotografer tidak dapat berkarya secara bebas karena dipersempit ruang geraknya oleh pemerintah.
Setelah berakhirnya rezim Orde Baru, karya-karya fotografi di Indonesia mulai dapat memperlihatkan karya idealis melalui berbagai pameran yang dibuatnya. Mulai dari sini lah perkembangan fotografi di Indonesia meningkat cukup pesat dan melahirkan berbagai macam karya-karya terbaik.
Setelah Anda mengetahui Sejarah Fotografi secara global dan mulai masuknya fotografi di Indonesia, harapannya Anda dapat mengetahui lebih detail mengenai ilmu fotografi. Wawasan Anda mengenai ilmu fotografi pun akan menjadi lebih luas dan tidak memahami fotografi dari karyanya saja.