Kombinasi ISO, shutter speed dan aperture adalah 3 element fundamental dalam dunia fotografi, atau disebut juga segitiga eksposur. Seorang fotografer dapat menghasilkan foto yang dramatis di berbagai situasi dengan cara mengatur ketiga element tersebut secara tepat.
Jadi, penting untuk pembelajar memahami materi ini dan mengetahui bagaimana cara mengaturnya agar mendapatkan foto terbaik. Berikut dapat Anda baca ulasan lengkapnya yang bisa Anda jadikan referensi tambahan tentang dunia fotografi.
Apa itu Aperture?
Aperture merupakan bukaan lensa yang dapat diukur dengan nilai f/number, menunjukkan seberapa besar diafragma lensa terbuka. Semakin besar bukaan lensa, maka semakin banyak cahaya yang masuk kedalam sensor kamera.
Mengatur nilai f/number semakin kecil maka akan semakin besar lensa terbuka. Misalnya bukaan lensa dengan nilai f/1.4 lebih besar dibandingkan dengan f/1.8.
Diafragma dapat diibaratkan seperti pupil mata manusia, yang akan membesar dan mengecil menyesuaikan intensitas cahaya disekitarnya. Atau ibarat jendela, seberapa besar jendela terbuka akan menentukan banyaknya cahaya yang masuk ke dalam ruangan.
Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat disimpulkan bawah diafragma adalah bagian kamera yang berfungsi mengatur banyaknya cahaya yang masuk ke dalam sensor kamera, dengan cara membuka blade aperture yang terletak di bagian depan lensa.
Cara Mengatur Aperture pada Kamera:
- Aperture-priority (simbol A/Av), Anda bisa mengatur diafragma sesuai kebutuhan dan shutter speed akan diatur sesuai ukuran diafragma tersebut.
- Mode Manual (simbol M), Anda harus mengatur rana secara terpisah, termasuk juga aperture-nya.
Baca Juga:
- 5 Tips Memilih Kamera dan Lensa Terbaik untuk Travel
- Lensa Canon Terbaik Untuk Hunting Foto dan Traveling
- 9 Lensa Fix Terbaik Untuk Menghasilkan Efek Bokeh
Bagaimana Cara Kerja Aperture?
Seperti yang telah dijelaskan pada pengertian sebelumnya bahwa semakin besar bukaan lensa maka akan semakin banyak intensitas cahaya yang masuk. Karena alasan inilah Anda harus mengontrol shutter speed dengan tepat.
Jadi, kenapa aperture dibutuhkan dan kenapa cahaya yang masuk ke sensor kamera harus diatur? Nah, untuk menjawab pertanyaan ini, maka Anda harus mengetahui hubungan antara keduanya (kecepatan yang dimiliki oleh kamera untuk menjepret sebuah objek foto).
Jadi semakin cepat shutter speed, maka kamera semakin mampu menangkap objek dinamis tanpa blur. Masalahnya jika ia semakin cepat, maka semakin sedikit pula cahaya yang bisa masuk ke lensa. Hasilnya gambar akan terlihat gelap meskipun tidak blur.
Karena alasan inilah Anda juga harus mengontrol aperture, yaitu aperture yang besar dengan shutter speed yang cepat. Jadi, meski lensa dapat menangkap objek foto dengan cepat, cahaya yang masuk juga akan besar, sehingga hasilnya bebas blur dengan pencahayaan yang cukup.
Di lain waktu mungkin Anda menerapkan shutter speed yang lambat, misalnya saja untuk memfoto jalanan kota di malam hari. Jadi untuk menghindari banyak cahaya yang masuk (bisa menyebabkan foto putih seluruhnya), maka bisa menggunakan aperture yang sedikit, sehingga intensitas cahaya berkurang.
Apa Fungsi f pada Kamera?
Fungsi f pada kamera adalah untuk mengukur aperture, yaitu dengan satuan f-stop, atau f/number. Angka-angka tersebut menunjukkan seberapa besar blade aperture lensa terbuka. Semakin kecil nilai f/number maka semakin besar bukaan lensa, misalnya bukaan f/1.6 lebih besar dibandingkan f/5.6.
Jika Anda perhatikan pada layar LCD kamera akan dinyatakan dalam f-number atau f-stop (f/1.2, f/1.8 f/2.8), umumnya terdapat pada sebelah kanan atas layar (tergantung jenis dan merek kamera). Pada beberapa kamera terkadang menghilangkan “/”, jadi yang Anda lihat pada layar LCD adalah f6, f5.6, f22 dan lain sebagainya.
Angka f pada lensa menandakan bukaan maksimal yang dimiliki oleh sebuah lensa kamera. Semakin kecil angkanya, maka semakin besar pula lensa mampu terbuka. Sebaliknya, semakin besar angka di belakangnya, maka semakin kecil pula bukaan terbesar lensa.
Jadi, lensa manakah yang harus dipilih? Untuk alasan fleksibilitas, disarankan untuk membeli lensa dengan aperture maksimal terbesar. Karena lebih fleksibel, Anda bisa memilihnya yang cocok untuk situasi dan kondisi yang sedang dihadapi.
Apa Saja Fungsi dari Aperture?
Tentunya memiliki beberapa fungsi untuk hasil jepretan yang lebih baik. Berikut adalah beberapa fungsinya kenapa ia dibutuhkan:
1. Mengontrol Cahaya yang Masuk
Fungsi pertama adalah untuk mengatur dan mengontrol cahaya yang masuk ke lensa kamera. Fotografer bisa mengatur dengan bebas ukuran aperture yang diinginkannya. Semakin besar ia, maka semakin banyak pula cahaya yang masuk kedalam kamera, begitu juga dengan sebaliknya.
2. Mengatur Kecerahan Foto
Banyaknya cahaya yang masuk akibat dari bukaan lensa yang besar, juga berpengaruh pada kecerahan foto. Jadi, semakin banyak cahaya yang masuk melalui lensa kamera, maka foto yang dihasilkan juga semakin cerah. Hal ini juga berlaku sebaliknya, semakin sedikit cahaya yang masuk, foto yang dihasilkan jadi kurang cerah.
3. Mengontrol Depth of Field
Depth of Fields adalah rentang jarak yang dimiliki objek foto dalam menghasilkan variasi ketajaman, fokus, dan akurasi warna foto. Anda dapat memainkan nilai f/number dalam menghasilkan kedalaman ruang yang diinginkan dengan mengatur aperture.
Nah, jika Anda ingin menghasilkan foto bokeh, maka dapat mengatur nilai f-number terkecil (bukaan terbesar lensa), sehingga objek utama akan tampak jelas dan tajam sedangkan latar belakangnya akan tampak blur.
4. Menghasilkan Difraksi
Difraksi adalah istilah terjadinya penyebaran atau pembelokan gelombang yang melewati celah sempit sebagai penghalang. Selanjutnya gelombang terdifraksi akan berinterferensi satu sama lain, sehingga menghasilkan penguatan dan pelemahan area tertentu.
Dengan mengatur nilai f/number pada ukuran tertentu, maka akan menghasilkan difraksi yang berguna ketika Anda ingin memotret objek seperti lampu dan semacamnya. Efek tersebut juga dikenal sebagai efek starburst.
Itulah sekilas tentang aperture, yang merupakan salah satu dari elemen dasar dalam fotografi, dua hal lainnya adalah ISO dan shutter speed. Melalui diafragma, Anda bisa mengontrol cahaya masuk, kecerahan foto, kedalaman bidang, difraksi dan lain sebagainya.
Comments are closed.