Ada banyak sekali teknik pengambilan gambar yang perlu Anda pelajari jika ingin menjadi fotografer handal. Terlebih jika Anda menggunakan kamera DSLR atau mirrorless. Pengambilan gambar akan dilakukan secara manual termasuk menggunakan Depth of Field yang gampang-gampang susah.
Setelah menguasai teknik Depth of Field atau sering disebut dengan nama DOF ini, gambar yang dihasilkan bisa tajam dan memiliki fokus. Jadi, tidak asal memotret saja, tapi juga mempertimbangkan aspek panjang lensa sampai ke aperture.
Apa itu Depth of Field?
Saat memperhatikan gambar, pasti Anda akan menemukan mana objek yang tampak dengan jelas dan mana saja objek yang agak blur. Objek yang tampak jelas memiliki fokus yang baik dan di sekitarnya jadi seperti latar belakang yang mendukungnya.
Dengan kata lain, Depth Of Field (DOF) adalah cara lensa dalam menampilkan kedalaman ruang berdasarkan perbedaan rentang jarak objek dalam menghasilkan variasi fokus pada gambar.
Teknik pemotretan yang memberikan fokus pada satu atau beberapa objek ini diberi nama depth of field atau DOF. Dengan teknik ini, gambar yang diambil bisa memiliki ketajaman sempurna dan tampak lebih menonjol dari yang lain.
Kalau Anda menggunakan kamera kekinian, DOF ini mirip sekali dengan efek bokeh. Jadi, hanya ada satu objek yang jadi fokus dan hasilnya tajam. Objek lain umumnya jadi blur tapi tidak sempurna karena seperti dipaksakan.
Blur yang mengelilingi gambar yang tajam juga harus memiliki transisi yang baik. Jadi, gambar terlihat lebih natural. Oleh karena itu, teknik pengambilan gambar secara manual dengan mempertimbangkan banyak aspek dan faktor sangat penting untuk dipelajari.
Faktor yang Mempengaruhi Depth of Field
DOF umumnya tidak secara otomatis bisa dipakai, itulah kenapa cara ini menjadi teknik yang agak sulit untuk dipelajari. Supaya Anda memahami DOF lebih dalam, ada beberapa faktor yang harus dimantapkan terlebih dahulu, berikut selengkapnya:
1. Aperture
Aperture sering disebut sebagai bukaan dari lensa. Saat bagian dari aperture ini terbuka, cahaya akan ikut masuk ke dalam dan memberikan kecerahan pada objek. Itulah kenapa bukaan yang besar atau kecil mempengaruhi DOF dari objek yang akan diambil gambarnya.
Secara teori, aperture yang terlalu besar membuat gambar tidak terlalu bagus dari sisi fokus. Sebaliknya kalau aperture disetel lebih kecil, fokus akan menjadi lebih baik dan gambar semakin tajam khususnya pada jarak tertentu.
Lakukan eksplorasi terkait dengan aperture ini dengan baik dengan mengecek hasil foto dari objek yang sama berkali-kali. Anda akan menemukan formula sendiri sehingga masalah bukaan ini bisa lebih dikuasai lagi.
Anda tidak perlu terus menggunakan aperture yang ukurannya kecil. Karena objek yang kita foto tidak hanya satu jenis saja. Kadang dengan bukaan besar hasilnya jauh lebih bagus. Jadi, jangan berpatokan pada teori saja, ya!
2. Jarak Kamera dengan Objek
Jarak kamera dengan objek juga berpengaruh dalam teknik DOF. Karena kita bisa mendapatkan gambar dengan objek yang bervariasi. Misal Anda ingin mendapatkan fokus pada objek yang kecil dan tunggal, jarak umumnya diperkecil agar sisi lain tidak terlihat.
Sebaliknya kalau objek yang akan diambil gambarnya lebar, Anda bisa agar geser ke belakang agar semua objek masuk ke dalam lensa. Setelah semua masuk, baru Anda bisa mengatur fokusnya agar sesuai dengan keinginan.
Masalah jarak ini sebenarnya agak intuitif dan tidak terlalu teknikal. Kalau Anda merasa hasil bidikan kurang sempurna, jarak bisa dipanjangkan atau dipendekkan. Ingat, apa yang dilihat oleh mata dan lensa adalah yang paling baik daripada tekniknya.
3. Panjang Fokus Lensa
Lensa dengan fokus pendek dianggap yang paling baik untuk memberikan DOF pada objek. Sebaliknya, lensa tele yang fokusnya lebar dianggap tidak terlalu baik. Hal ini dibuktikan dengan mengambil gambar dengan jarak yang sama.
Sebenarnya masalah fokus lensa ini Anda bisa mengikuti teori yang sudah dibahas di atas. Namun, Anda juga bisa menggunakan apa yang dilihat pada mata sebagai patokannya. Biasanya masalah cahaya, kualitas kamera, dan ketepatan pengambilan gambar juga berpengaruh.
4. Ukuran Sensor
Banyak yang mengatakan kalau sensor dari kamera yang kecil bisa menghasilkan gambar dengan kualitas yang sempurna. DOF akan terlihat dengan jelas dan tajam. Sebaliknya, kamera dengan sensor yang terlalu besar menghasilkan gambar dengan kualitas yang biasa saja.
Anda boleh mengikuti teori yang dipakai oleh banyak orang itu. Namun, kembali lagi pada jenis kamera yang saat ini Anda gunakan. Antara satu kamera dengan lainnya memiliki perbedaan sehingga teori itu sedikit sulit untuk dipakai secara umum.
Umumnya fotografer profesional menggunakan sensor yang berkualitas alih-alih menggunakan yang besar atau kecil. Yang penting mereka bisa menyesuaikan dengan jarak dan bukaan pada lensa untuk mendapatkan gambar dengan kualitas baik serta DOF yang sempurna.
Jenis Depth of Field
Secara umum ada dua jenis DOF yang banyak digunakan oleh fotografer. Keduanya bisa digunakan sesuai dengan kebutuhan fotografi Anda.
1. DOF Sempit
Objek yang tidak terlalu besar membutuhkan DOF yang sempit agar fokusnya sempurna dan tidak melenceng. Untuk melakukan ini aperture akan dibuat agak lebar. Anda bisa menyesuaikan jaraknya dengan bergerak maju atau mundur agar hasilnya sempurna.
DOF dengan ruang sempit ini akan membuat objek tampak lebih tajam dan sisi di belakang atau di depannya tampak lebih kabur. Anda bisa melakukan coba-coba dengan jarak dan aperture untuk mendapatkan hasil yang sempurna.
2. DOF Lebar
Apabila objek yang akan diambil fokusnya agak lebar, maka aperture harus dibuat lebih kecil. Dengan begitu, objek akan mendapatkan fokus yang merata. Tidak hanya di satu titik saja, tapi juga di sekelilingnya.
Supaya bisa memahami DOF yang melebar ini Anda tidak bisa melakukannya dengan asal-asalan. Pastikan untuk menyetel aperture dan membuat jarak yang sesuai. Lambat laun Anda akan memahami sendiri dan terbiasa meski tidak harus memakai rumus.
Rumus Depth of Field
Kalau Anda melihat rumus tentang depth of field di internet, sebagian besar menggunakan cara yang cukup rumit dan kadang sulit dipahami oleh pemula. Karena hitungannya sangat teknikal dan cenderung seperti pelajaran fisika.
Nah, untuk memudahkan Anda untuk melakukan penghitungan, gunakan rumus di bawah ini sebagai pendekatannya. Kalau Anda ingin memakai formula asli bisa memakai seperti yang sudah dituliskan di Wikipedia. Namun, untuk pendekatan bisa memakai di bawah ini.
DoF≈(2S×S)/H= 2Ac(s/f)²
A adalah aperture, c adalah circle of confusion, f merupakan focal length, s adalah jarak ke objek, H merupakan hyperfocal distance.
Atau jika Anda ingin memakai formula asli, Anda bisa mengunjungi website dofmaster.com dan akan mengkalkulasi secara otomatis sesuai kebutuhan.
Lensa dengan Kecepatan Tinggi
Ketika membahas tentang kecepatan sebuah lensa, maka erat kaitannya dengan seberapa besar bukaan lensa dapat dibuka. karena bukaan aperture yang lebih besar akan meningkatkan kecepatan dengan jumlah cahaya yang sama.
Lensa prime dengan kualitas tinggi seperti 35mm, 50mm atau 85mm akan turun serendah f / 2 atau bahkan f / 1.4 akan menghasilkan Depth of Field yang sangat tipis. Untuk bidikan potret dengan 50mm f / 1.4 Anda bisa fokus pada mata, dan ujung hidung akan tetapi akan buram pada telinga.
Jika lensa Anda adalah 24-105mm f / 3.5 hingga f / 5.6 artinya pada 24mm Anda dapat mencapai serendah f / 3.5 tetapi ketika di-zoom ke 105mm, aperture terbesar yang didapat adalah f / 5.6.
Tips Sederhana Seputar DoF
Untuk meningkatkan area Depth of Field Lebar
- Gunakan aperture kecil (angka yang lebih tinggi) mis. f / 16 atau f / 22
- Gunakan lensa wide. Misalnya. 14mm atau 24mm
- Tempatkan objek jauh dari kamera.
Untuk menghasilkan area Depth of Field yang sempit
- Gunakan aperture besar. Misalnya. F / 1.4 atau f / 2.8
- Zoom in lensa. Misalnya. 80mm atau 200mm
- Dekatkan objek ke lensa.
Ternyata depth of field atau DOF ini sangat penting dalam dunia fotografi. Kalau Anda masih sangat pemula, teknik ini harus dikuasai dengan baik agar kualitas foto mengalami peningkatan. Selanjutnya, Anda bisa menguasai teknik lain yang sekiranya cocok dengan style foto.
Memahami DOF ini tidak mudah, apalagi ada hitungan rumusnya agar akurat. Namun, balik lagi kalau masalah pengambilan gambar itu juga menggunakan rasa dan insting. Dua hal itu harus Anda asah berbarengan dengan hal-hal yang sifatnya sangat teknikal.
Comments are closed.