Istilah flat lay fotografi mungkin masih asing di telinga Anda. Padahal sebagian besar orang mungkin sudah sering melihatnya. Terutama ketika sedang asik scrolling di media sosial, seperti Instagram. Foto jenis ini banyak digemari karena indah dipandang dan sangat populer saat ini.
Tidak hanya berupa foto, video pun sudah banyak yang menggunakan konsep ini. Sebuah objek benda dipotret dengan letak yang bervariasi. Mulai dari barang-barang yang digunakan sehari-sehari sampai makanan.
Apa itu Flat Lay?
Flat lay merupakan sebuah teknik dalam fotografi yang dilakukan dengan menempatkan benda-benda pada bidang datar (flat). Dengan sudut pengambilan kamera mnghadap tegak lurus kebawah 90 derajat.
Saat ini, sudah banyak karya fotografi jenis ini yang bisa ditemui di sosial media. Misalnya untuk item fashion, food, kosmetik, foto produk dan lain-lain.
Tampilan yang awalnya biasa saja, jadi lebih baik dengan seni flat lay ini. Meski terkesan sederhana, pada kenyataannya menghasilkan karya seperti ini tidak mudah.
Beberapa hambatan yang biasa ditemui misalnya lighting kurang pas, pengaturan tone yang kurang, dan komposisi objek foto.
Cara Membuat Foto Flat Lay yang Aesthetic
Untuk menghasilkan gambar yang Instagramable, tentunya Anda harus menyeimbangkan komposisi foto. Dengan demikian, foto aesthetic pun bisa tercipta. Lalu bagaimana cara membuat foto dengan teknik ini? Simak ulasannya di bawah ini.
1. Tentukan Konsep dan Format
Hal pertama yang harus disiapkan adalah menentukan format foto. Langkah awal ini sangat penting karena nantinya karya Anda akan diposting di media sosial, misalnya di Instagram. Oleh karena itu, potret yang digunakan bisa berupa format kotak (square).
Selain itu, format potrait juga bisa dipilih agar saat dilihat di aplikasi fotonya lebih jelas. Dengan demikian, Anda tidak perlu melakukan crop pada area manapun saat menguploadnya. Setelah memilih format, selanjutnya menentukan konsep yang akan digunakan.
Pemilihan konsep sangat berpengaruh, terlebih jika foto digunakan untuk promosi brand. Apabila masih merasa bingung, Anda bisa memilih objek mana yang akan menjadi point of interest.
2. Pemilihan Background
Latar belakang yang disarankan untuk teknik fotografi ini adalah yang polos. Polos yang dimaksud juga bisa berupa warna. Bisa juga jika ingin menggunakan konsep colorfull atau retro. Namun background putih polos tetap menjadi pilihan yang paling aman.
Anda juga bisa memilih background yang bermotif, namun pastikan tetap terlihat simpel. Alas bermotif yang bisa dijadikan background misalnya kayu bertekstur, tegel lantai, dan permukaan marmer. Semakin minim motif yang digunakan, hasil fotonya akan semakin bagus.
Hal ini karena alas yang polos memungkinkan Anda memasukkan banyak objek benda pada frame. Karya foto tidak akan terkesan ramai atau terlalu penuh. Baik background polos atau bermotif, pastikan Anda memilih yang tidak mencuri fokus objek utama.
3. Komposisi
Komposisi pada dasarnya adalah keseimbangan pada gambar. Tidak berarti foto harus sesuai garis lurus, pastikan Anda memahami aturan dasarnya. Sederhananya, pastikan komposisi yang digunakan menggunakan rule of third.
Artinya, bidang foto dibagi ke dalam 3×3 garis lurus. Tempatkan bagian yang paling penting di titik temu.
4. Balance
Pada dasarnya, Anda tidak perlu memasukkan semua barang sehingga membuat frame tampak penuh. Semakin minim jumlahnya, justru hasilnya akan semakin bagus. Sebaiknya jadikan sebuah benda sebagai center of attention.
Jadi, Anda bisa menaruhnya di tengah bidang, lalu menambahkan benda lainnya satu per satu. Untuk membuat letak objek lebih balance, perhatikan tips berikut ini.
- Tidak Random
Sebaiknya masukkan benda yang masih berkaitan dalam satu frame saja. Contohnya apabila objeknya parfum wangi bunga, maka masukkan benda hanya parfum saja dan bunga. Bisa juga menambah properti kecil lainnya sebagai pendukung.
- Beri Ruang yang Cukup
Meski Anda ingin membuat frame tampak penuh, pastikan letaknya sesuai. Sebisa mungkin jangan sampai benda yang dijadikan objek foto menumpuk.
- Seimbangkan Komposisi
Jika terdapat benda-benda yang ukurannya besar di sisi sebelah kanan, maka di sisi lainnya juga diperlakukan sama. Jadi, hal ini tidak hanya soal berat benda, melainkan juga keseimbangan komposisi berupa bentuk dan warnanya.
5. Pemilihan Lensa
Keliru dalam memilih lensa bisa membuat hasil foto tidak sesuai dengan yang diinginkan. Misalnya jika Anda memilih lensa wide. Jenis lensa tersebut tidak disarankan untuk teknik foto flat lay. Hal ini karena gambar yang dihasilkan akan terdistorsi.
Lensa yang disarankan untuk teknik fotografi ini adalah lensa dengan focal length sebesar 50 mm atau di atasnya.
6. Lighting
Pada dasarnya, lighting merupakan kunci penting membuat karya foto yang Instagramable. Pencahayaan yang banyak digunakan pada teknik fotografi ini bisanya jenis natural. Artinya, cahaya matahari langsung jatuh pada objek benda akan terlihat tajam dan tampak bayangan.
Sedangkan lampu di studio seringkali membuat objek foto menjadi tidak natural. Kecuali bagi yang sudah mahir, hal ini bisa diatasi dengan:
- Mengambil Gambar Dekat Jendela
Sebaiknya hindari terkena cahaya matahari langsung. Anda bisa menggunakan kursi panjang atau lantai di dekat jendela. Selain itu, pengambilan gambar dengan pencahayaan dari belakang bisa menjadi pilihan yang tepat.
- Sesuaikan Aperture
Hal ini bisa dilakukan apabila Anda memotret menggunakan kamera DSLR atau kamera mirrorless. Sesuaikan aperture agar lebih leluasa mengatur hasil foto nantinya. Selain itu, hal ini bisa membuat cahaya yang masuk lebih pas.
Tips Foto Flat Lay yang Instagramable
Inspirasi dan tips mendapatkan instagramable flat lay gambar instagram kekinian.
1. Pilih Penataan Benda
Meski pada dasarnya teknik flat lay fotografi ini bebas, namun hanya ada dua komposisi yang bisa dipilih. Anda bisa menentukan objek yang tertata akan terlihat rapi atau berantakan. Jika tidak memiliki sense estetika yang mendalam, sebaiknya posisikan secara simetris saja.
Penataan dengan teknik disebut pula dengan istilah knolling. Knolling ini sangat direkomendasikan untuk objek benda dalam jumlah banyak. Namun penataan berantakan bukan berarti benda benar-benar tampak acak-acakan.
Pada dasarnya, fotografer memang bisa menyampingkan aturan simetris dalam hal ini. Namun tetap pastikan foto yang dihasilkan tetap menarik dipandang dan seimbang.
2. White Space
Tidak hanya penataan objek yang memenuhi sebuah frame. Teknik flat lay fotografi juga memungkinkan Anda memilih white space secara luas. Ruang kosong tersebut justru bisa digunakan sebagai spotlight untuk benda yang penting.
3. Memilih Angle
Inti dari teknik flat lay adalah angle kamera yang digunakan berupa top down (sudut kemiringan 90 derajat). Jadi, gunakanlah alat pendukung yang memungkinkan Anda memotret dengan angle seperti itu. Hal ini tidak hanya bisa memanfaatkan tripod, bisa juga dengan naik ke kursi atau tangga.
Dengan demikian, ketinggian pun lebih pas. Bereksperimenlah dengan sudut kemiringan dan ketinggian yang bervariasi. Semakin banyak praktek, hasilnya akan semakin bagus.
4. Hindari Penggunaan Filter
Pada dasarnya, flat lay fotografi memiliki konsep yang simple dan natural. Oleh karena itu, jangan menjadikannya tampak berlebihan dengan menambahkan filter di Instagram. Anda cukup mengeditnya dengan menyesuaikan dengan contrast, brightness, saturation, dan colour.
5. Rajin Bereksplorasi
Rajinlah bereksplorasi untuk menghasilkan foto flat lay yang menarik. Anda bisa bermain-main dengan warna, komposisi, dan pencahayaan. Selain itu, ingatlah perubahan sekecil apapun akan mempengaruhi sebuah foto yang dihasilkan.
Selain itu, jangan lupa tambahkan hashtag agar ketika membagikan foto di Instagram mendapat eksposur yang luar.
Penggunaan flat lay fotografi memang sangat populer saat ini. Melalui ulasan di atas, Anda bisa mengeksplorasi agar foto yang dihasilkan tampak menarik di Instagram.