Mise en Scene, 10 Unsur Dasar Dan Fungsi

Mise en Scene sendiri berasal dari bahasa Perancis yang berarti menempatkan satu objek dalam adegan. Apabila diaplikasikan dalam sebuah film, maka akan mengacu pada semua aspek visual yang tampil pada film, seperti aktor, setting, background, pencahayaan, kostum dan lain sebagainya.

Pertama kali dipopulerkan oleh para kritikus yang memang berkecimpung dalam dunia teater di Perancis pada tahun 1950-an. Jadi, bisa diartikan sebagai tindakan meletakkan beberapa hal ke dalam kerangka film, seperti mengatur posisi kamera, mensetting objek yang mau difilmkan, dan lain sebagainya.

Pengertian Mise en Scene

Mise-en-scène adalah desain panggung dan pengaturan aktor maupun aktris dalam adegan untuk produksi film maupun teater, dalam menggambarkan seluruh aspek visual merujuk pada adegan tunggal yang mewakili sebuah film.

Seluruh adegan yang terlihat dalam frame merupakan bagian dari mise-en-scène. Dengan meliputi beberapa Key Aspec seperti setting, properti, aktor, kostum, lighting, dll.

Pengertian Mise En Scene

Definisi mise en scene dapat dibedakan menurut dua sudut pandang, yaitu

  • Dari sudut pandang penonton.

mise-en-scène adalah segala sesuatu yang terlihat secara kasat mata pada layar.

  • Dari sudut pandang pembuat film.

mise-en-scène dapat kita pahami sebagai sebuah tindakan meletakan segala sesuatu di dalam peristiwa yang dibuat.

Umumnya pada produksi film akan lebih memprioritaskan pendekatan terhadap perilaku logis dan keseharian manusia dalam film.

Hal itu kemudian dikenal dengan istilah realisme, dan imajinasi yang berlebihan di luar logika keseharian akan sangat dihindari.

Unsur Mise En Scene

Mise en Scene sendiri masih diaplikasikan hingga sekarang, karena memang mempunyai peran penting dalam pembuatan film maupun pertunjukan teater. Berikut beberapa aspek-aspek atau unsur dasarnya:

1. Setting atau Desain Latar

mise en scene adalah

Setting adalah sebuah atau lokasi dimana suatu adegan dimainkan. Kemampuan mengatur latar menjadi salah satu kunci utama dalam mise en scene supaya film bisa terlihat nyata.

Ini sangat bermanfaat sekali untuk menggambarkan makna emosional, budaya, ekonomi, psikologis, sosial dan mampu memperkuat emosi karakter dalam film.

Salah satu tindakan penting yang dibuat oleh sutradara dan desain produksi adalah, menentukan apakah untuk mengambil adegan tersebut di studio outdoor maupun indoor, lokasi nyata atau memakai teknologi digital seperti yang sering dipakai dalam film animasi.

Walaupun latar hanya terlihat seperti pendukung cerita saja, namun fungsinya bisa dieksplorasi sehingga menjadi lebih artistik dengan berbagai jenis aspek. Membangun, memilih dan mensetting elemen latar penting untukmenambahkan elemen artistik.

shot on studio

Shot On Studio

Shot On Studio merujuk pada tempat untuk pembuatan film. Dapat dilakukan didalam ruangan, luar ruangan ataupun gabungan antara keduanya.

Maksud dari studio itu sendiri tidak hanya sebatas pada indoor studio, Desain latar juga dapat menggunakan wujud virtual (virtual setting) seperti yang ada pada film Star Wars (1977).

Keuntungan yang bisa didapat dari setting jenis ini adalah proses pembuatan film dapat dengan leluasa mengarahkan seluruh elemen visual. Tetapi harus cermat dan memerlukan biaya yang tidak sedikit.

Shot On Location

Umumnya, pembuat film tidak perlu membangun lokasi yang akan dijadikan latar-nya karena justru ke-autentik-an tempat tersebut yang menjadi tujuan agar bisa mendapatkan keaslian maupun pendekatan realismenya.

Meskipun demikian, tetap saja diperlukan beberapa sentuhan guna mempercantik setting tersebut (set dressing).

2. Pencahayaan

Pencahayaan

Faktor kedua yang sangat penting dalam pembuatan film atau panggung teater adalah pencahayaan. Kualitas, arah dan intensitas pencahayaan bisa menunjukkan jarak, bentuk, waktu, tekstur dan suasana sehingga bisa mempengaruhi pemahaman audiens kepada film yang sedang dibuat.

Pencahayaan bagi seorang sutradara itu lebih dari sekedar penerangan untuk bisa melihat aktor dan set. Jadi, pencahayaan bisa dipakai untuk arti lebih tentang situasi lewat adeganya atau seorang karakter.

Lighting dapat dibedakan menurut kualitas cahaya ketika menyinari objek yaitu soft light dan hard light.

  • Depan (Frontal Light)
  • Belakang (Back Light)
  • Samping (Side Light)
  • Atas (Top Light)
  • Bawah (Under Light)
  • High Key / Low Contrast
  • Low Key / High Contrast
  • Graduated Tonality

Pemakaian cahaya remang biasanya akan bisa memberikan kesan yang tersembunyi, ketakutan bahkan rasa misteri, bila dibandingkan dengan pemakaian cahaya terang. Maka dari itu, penerangan harus ditentukan dari awal, sehingga menghasilkan efek yang diminta oleh penonton.

Tidak hanya itu, pencahayaan dengan intensitas tinggi dapat menampilkan dua ruang yang berbeda di dalam berakting. Walaupun, terlihat mudah, namun pada saat Anda bersentuhan dengan ilmu pencahayaan, maka akan dihadapkan dengan kemungkinan yang tidak terbatas.

3. Ruang

Ada banyak hal dalam sebuah film yang mampu mempengaruhi pembacaan film seperti tempat-tempat, benda-benda, kedalaman, ukuran dan juga kedekatan. Representasi ruang bisa dimanipulasi melalui peletakan kamera serta pemakaian lensa.

4. Komposisi

komposisi dan framing

Faktor lain yang tidak kalah penting pada ruang di dalam frame film adalah pengaturan komposisi objek. Pemakaian komposisi asimetris ataupun simetris yang sesuai juga bisa memberikan kesan yang artistik pada setiap shotnya.

Settingan komposisi bisa mengacu pada benda-benda di dalam frame pengambilan gambar, warna, gerakan dan juga pada intensitas cahaya.

5. Makeup & Kostum

makeup

Kostum adalah sesuatu yang mengacu pada pemakaian pakaian di setiap karakter. Salah satu faktor penting dalam mise en scene untuk membantu membentuk karakter pada setiap tokoh yang diperankan adalah pertimbangan desain tertentu pada kostum dan penggunaan warna.

Gaya makeup akan saling terhubung dengan kostum, sebab akan mengungkapkan perubahan dalam karakter dan ciri-ciri karakter yang bisa dibentuk oleh keduanya. Kostum dan makeup akan menjadi satu simbol terhadap pendidikan, budaya, ekonomi, status sosial, negara, zaman ataupun ideologi tertentu.

Kostum dan makeup saling terhubung erat dengan setting atau latar. Karena setting membantu background sesuai cerita. Sedangkan kostum dan makeup membangun identitas karakter pemain itu sendiri. Fungsi lain dari kostum dan makeup adalah mempertegas naratif, contohnya posisi sosial seorang karakter.

Tekstur kain katun dan kain sutra tentu mampu memberikan kesan yang berbeda. Tidak hanya itu, kostum juga dapat menandakan perubahan karakter dalam film.

Misalnya karakter yang biasanya memakai pakaian kasual, kemudian jadi berubah memakai pakaian terbuka serta menggoda, tentu akan menjadi suatu perubahan pada penonton. Bisa dikatakan kalau kostum bisa memberikan gambaran suasana dan situasi yang dilalui oleh karakter.

6. Akting

akting

Akting sendiri berasal dari kata to act atau beraksi. Itulah kenapa sutradara sering memberikan aba-aba “Action!” (ketika pemeran diminta untuk beraksi).

Dalam bahasa indonesia, akting juga bisa disebut dengan peran atau memerankan atau berperan atau memperagakan terhadap satu tokoh atau karakter.

Akting dalam film sendiri berbeda dengan akting dalam media panggung. Dengan bantuan kamera, seorang aktor atau aktris harus bisa memperagakan secara natural, sebab tidak dibutuhkan gestur yang berlebihan, bila dibandingkan dengan berakting di panggung.

7. Film Stock

Pilihan putih hitam atau warna, bahkan kasar atau fine grain dalam sebuah film bisa menampilkan kesan yang berbeda. Penggunaan pilihan warna putih hitam dalam film, ternyata tidak berlaku pada film lama saja. Namun film modern terkadang masih sering menggunakannya.

8. Aspek Rasio

Aspek rasio adalah sebuah perbandingan proporsi antara tinggi dan lebar dalam suatu film. Terdapat banyak pilihan ukuran perbandingan mengenai aspek rasio. Ini tergantung dari media rekam serta output yang dipakai.

Biasanya aspek rasio dalam media film memakai wide screen (16:9) atau square screen (4:3). Penentuan aspek rasio ini juga bisa bergantung pada saluran pendistribusian film yang akan dibuat atau diproduksi.

9. Aktor

Anda harus tahu dengan jelas, jika aktor bukan representasi manusia. Semua ekspresi serta gerakan merupakan hasil rancangan dan latihan yang matang. Jadi, artinya akting bukan sebuah aktivitas yang dilakukan secara spontan.

Akting seorang aktor harus dikontrol, sebab aktingnya akan menyampaikan pesan utama dalam film secara langsung. Apabila dilakukan dengan spontan, maka akan membuat pesan tersebut tidak bisa disampaikan sesuai keinginan.

10. Blocking

Mise en scene - Blocking

Blocking tidak hanya milik teater dan seni tari saja. Namun menempatkan aktor dalam film juga harus disesuaikan dengan sempurna dan sedemikian rupa sesuai dengan tujuan sang sutradara.

Walaupun gerakan aktor dalam pembuatan film sering terlihat mengalir begitu saja. Namun sebenarnya gerakan si aktor sudah diatur supaya harmonis dan menyatu dengan elemen lain. Pengaturan blocking juga bisa mengambil dar koreografi tari.

Posisi tersebut harus sudah disetujui terlebih dahulu oleh sutradara. Ini agar tetap seimbang, bervariasi, utuh, dan terdapat point of interest-nya. Umumnya blocking pemain sudah dirancang pada saat pembuatan storyboard. Tergantung bagaimana permintaan Director of Photography dan sutradara itu sendiri.

Mise en scene dalam pembuatan film atau pementasan teater menjadi salah satu faktor yang sangat penting untuk diperhatikan, supaya visualisasi bisa terwujud secara maksimal. Maka dari itu, Anda harus memperdalam lagi setiap unsurnya, supaya hasil rancangan film buatan Anda sesuai dengan konsep atau rancangan awal.