Dahulu, investasi memiliki kesan hanya bisa dilakukan oleh mereka yang memiliki uang banyak. Selain itu, cara pembeliannya juga terkesan tidak praktis dan harus mengikuti banyak rangkaian pendaftaran atau prosedur.
Berbeda dengan sekarang, kita sering sekali menjumpai kata “investasi” baik saat bertemu dengan teman-teman, melihat media sosial, hingga bersama rekan kerja sekalipun. Hal ini dikarenakan mudahnya akses investasi yang bisa dijangkau oleh masyarakat luas.
Lantas, bagaimana cara investasi yang baik dan benar? Simak ulasan berikut!
Apa itu Investasi?
Sebelum memasuki cara berinvestasi, mari kita belajar bersama apa itu investasi terlebih dahulu. Investasi dapat dikatakan sebagai suatu kegiatan untuk menempatkan modal (umumnya berupa uang) ke suatu benda, pihak, ataupun lembaga dengan harapan mendapat keuntungan setelah suatu jangka waktu tertentu.
Dana atau modal yang diberikan kepada pihak kedua akan dikembangkan. Lalu, keuntungan dari pengembangan tersebut juga akan dibagikan kepada pemberi modal (investor). Namun, secara praktik, kita sebagai pemodal harus memahami jenis-jenis dan risiko dari setiap produk investasi. Hal ini tentunya agar sesuai dengan apa yang kita rencanakan.
Baca Juga:
- Apa itu Reksadana?
- 4 Keuntungan Investasi Emas Fisik Dibanding Digital
- Mau Invest Properti? Kenali 4 Jenis Investasi Properti Ini Dulu
Bagaimana Cara Investasi yang Baik?
Setelah memahami konsep dari investasi, berikut adalah beberapa cara investasi yang bisa kamu terapkan.
1. Tentukan Jangka Waktu Investasi
Hal pertama yang harus kamu pertimbangkan adalah jangka waktu dari investasinya. Jangka waktu dapat disesuaikan dengan tujuan yang ingin kamu capai. Misalnya:
- Tujuan Jangka Pendek: Kurang atau 1 hingga 2 tahun
- Tujuan Jangka Menengah: 3 hingga 5 tahun
- Tujuan Jangka Panjang: Lebih dari 5 tahun
2. Pilih Instrumen Investasi
Memilih instrumen investasi adalah langkah selanjutnya. Setelah menentukan jangka waktu investasi, terdapat beberapa instrumen investasi yang bisa kamu pertimbangkan, mulai dari emas, reksadana, hingga saham.
Setiap instrumen memiliki jangka dan risikonya masing-masing. Emas memiliki risiko paling rendah. Reksadana ada di tengah, tergantung pada jenisnya (pasar uang, obligasi, campuran dan saham). Lalu, risiko paling tinggi dipegang oleh saham.
Untuk itu, pilihlah sesuai dengan profil kamu sebagai investor. Ada 3 jenis investor, yaitu konservatif, moderat dan agresif. Untuk mengetahui kamu masuk jenis investor yang mana, ada tes yang bisa kamu lakukan. Tes tersebut tersedia di internet juga di dalam aplikasi investasi.
3. Pilih Kanal Investasi yang Sesuai
Saat ini, sudah tersedia banyak kanal untuk melakukan investasi. Hal yang perlu diperhatikan adalah adanya izin dari OJK kepada kanal tersebut. Ada yang berupa halaman web, bank, hingga aplikasi.
Investasi dengan aplikasi saham adalah pilihan pertama yang banyak dipilih masyarakat karena kemudahannya dalam proses pendaftaran dan transaksi. Contoh beberapa aplikasinya adalah IPOT, Bibit, Ajaib, Bareksa dan Pluang.
Pilihlah kanal yang sesuai dengan selera, kemudahan dan ulasan yang ada di internet. Di dalam aplikasi-aplikasi tersebut juga terdapat tes untuk mengetahui kamu termasuk jenis investor apa. Selain itu, kemudahan transaksi dalam aplikasi bisa memacu kamu untuk sering melakukan investasi, seperti halnya saat khilaf membeli barang di e-commerce.
4. Mendaftar pada Kanal Investasi
Saat ini, mendaftar pada kanal investasi pilihanmu jauh lebih mudah jika dibandingkan dengan tahun 2010-an. Dengan sentuhan jari, kamu bisa membuat akun investasi hingga RDN untuk pembelian dan penjualan saham.
Transaksinya juga mudah. Kamu bisa menyetor lewat transfer mobile banking hingga aplikasi dompet digital. Maka dari itu, mulailah dengan modal yang kecil sembari mempelajari alur atau sifat dari instrumen investasi yang telah kamu pilih. Dengan demikian, kamu bisa mulai membangun kepercayaan diri dalam berinvestasi.
5. Lakukan dengan Konsisten
Ketika kamu sudah percaya diri dan nyaman dengan instrumen investasi pilihanmu, sudah saatnya kamu untuk konsisten dalam melakukannya.
Sebagai contoh, kamu berkomitmen untuk menyisihkan uang setiap minggunya untuk membeli produk reksadana pasar uang. Selain itu, kamu juga rutin menabung emas setiap bulan minimal 1 atau 2 gram per bulan.
Intinya, temukanlah caramu sendiri dalam menyikapi keuanganmu.Itulah penjelasan tentang cara investasi yang baik. Apakah kamu memiliki prinsip atau cara yang lain? Jika iya, kamu bisa saja menggabungkan caramu sendiri dengan yang sudah dijelaskan di atas.
Dengan demikian, kamu bisa lebih percaya diri dalam melakukan transaksi instrumen investasi. Nah, tunggu apalagi? Segera rencanakan kegiatan investasi kamu sekarang juga!